Kisah Hasan Bin Tsabit Radhiallahuanhu

Kisah Hasan Bin Tsabit Radhiallahuanhu

Kisah Hasan Bin Tsabit ketika pada suatu saat Nabi Muhammad Shallallahu'alaihi wa salam bersama dengan kaum muslimin berangkat ke Uhud, beliau meninggalkan istri dan bibi-nya, dan bibi beliau bernama Shafiyyah Binti Abdul Muthalib Radhiyallahu Anhu. Mereka ditempatkan disebuah bangunan yang disebut faari di samping masjid Nabawi, Nabi meninggalkan mereka di dalam bangunan itu dan di jaga oleh Hasan Bin Tsabit Radhiallahuan, penyair Rasulullah Shallallahu'alaihi wa salam.

Pada saat itu ada seorang yahudi yang memanjat dan menaiki bangunan tersebut, ketika Shafiyyah melihatnya, Shafiyyah pun berkata kepada Hasan " Wahai Hasan .. Lihatlah orang itu..dekati dia dan cepat bunuh ". 

Kemudian Hasan pun menjawab dengan mengatakan " tidak , aku tidak bisa berkelahi ".

Shafiyyah tetap mendesaknya dan Hasan pun kembali berkata " Aku benar-benar tidak bisa, jika aku bisa tentulah aku telah ikut bersama Rasulullah Shallallahu'alaihi wa salam ".

Kemudian Shafiyyah pun berkata kepada Hasan " Kalau begitu, ikatkanlah pedang ini di tanganku dan aku tidak akan mendesakmu lagi ".

Maka Hasan Bin Tsabit pun mengikatkan pedang itu ketangan Shafiyyah, dan setelah itu kemudian bibi Rasulullah Shallallahu'alaihi wa salam itu-pun kemudian mendekati orang yahudi itu, dan tanpa banyak kesulitan Shafiyyah dapat membunuhnya.


Ketika orang-orang yahudi lainnya melihat teman mereka yang mengintai itu tadi tewas, mereka menjadi takut dan berkata satu sama lain, dan salah seorang yahudi berkata " kita salah jika kita mengira Muhammad meninggalkan keluarganya sendirian tanpa pengawalan ".

Dengan demikian Shafiyyah Binti Abdul Muthalib merupakan wanita pertama yang membunuh seorang Manusia kafir, dan setelah Nabi Muhammad Shallallahu'alaihi wa salam kembali dari pertempuran, kejadian Hasan dan orang Yahudi itu pun diceritakan oleh Shafiyyah kepada Rasulullah.

kemudian Nabi Muhammad Shallallahu'alaihi wa salam pun tertawa mendengarnya sehingga gigi depan beliau terlihat, shafiyyah tidak pernah melihat keponakannya itu tertawa lebih keras dari pada saat itu.

Kisah Hasan Bin Tsabit ini dikutip dari buku saat-saat berkesan bersama Rasulullah Shallallahu'alaihi wa salam, tuliskan oleh Syekh Abdul Aziz ASY Syinawi yang menyebutkan bahwa Hasan Bin Tsabit tidak bisa berkelahi dan tidak ikut dalam perang Uhud, namun dia adalah seorang sahabat yang membela Nabi dengan puisi dan Syairnya, dimana puisi dan syairnya itu menciutkan nyali para musuh-musuh islam.

Pada suatu hari Hasan Bin Tsabit diminta untuk datang ke masjid Nabawi untuk menemui Nabi Muhammad Shallallahu'alaihi wa salam, Pria asal Suku Khazraj itu pun merasa gembira dan senang dan dia pun segera berangkat menuju ke masjid Nabawi.
Dan sesampainya di Masjid Nabawi, Hasan pun memberikan salam kepada Rasulullah Shallallahu'alaihi wa salam dan kepada seluruh para sahabat.

Kemudian Nabi Shallallahu'alaihi wa salam pun berkata " Wahai Hasan, engkau tentu telah mengetahui apa yang telah dilakukan kaum musyrikin Mekkah, oleh karena itu padamkanlah semangat mereka dengan sajak-sajakmu, dan sebaliknya bangkitkanlah semangat kaum muslimin dengan sajak-sajakmu ".


Kemudian Hasan Bin Tsabit pun berkata " Demi Allah yang telah mengutus engkau dengan kebenaran, sungguh aku akan menyakiti orang-orang kafir itu dengan syairku bagaikan sayatan di kulit mereka ".

Nabi Shallallahu'alaihi wa salam pun berkata lagi  " Hendaknya engkau tidak terburu-buru wahai Hasan, Abu Bakar lebih mengetahui tentang garis nasab orang-orang Quraisy dan sebaliknya garis Silsilahku juga mereka mengetahuinya, maka sebaiknya engkau terlebih dahulu mengetahui garis keturunanku dan tanyakanlah hal itu kepda Abu Bakar ".

Hasan Bin Tsabit pun pamit untuk kemudian bertemu dengan Abu Bakar As-Shiddiq, dan setelah bertemu Hasan pun menanyakan tentang garis nasab keturunan Nabi Shallallahu'alaihi wa salam kepada Abu Bakar. dan setelah mengetahuinya Hasan sang penyair itu pun kembali lagi ke Masjid Nabawi ketempat Baginda Nabi Muhammad Shallallahu'alaihi wa salam .


Setelah bertemu dengan Baginda Nabi Hasan pun berkata " Yaaa Rasulullah Shallallahu'alaihi wa salam, aku kini telah mengetahui garis keturunan engkau. Demi Allah yang telah mengutus engkau dengan kebenaran aku akan mencabut engkau dari kelompok mereka, bagaikan tercabutnya gandum dari adonan ".

Nabi Muhammad Shallallahu'alaihi wa salam pernah bersabda tentang Hasan Bin Tsabit ; " Wahai Hasan .. sesungguhnya Jibril senantiasa mendukung engkau, selama engkau meruntuhkan semangat kaum musyrikin itu dengan puisi-puisimu dalam membela Allah dan Rasul-nya ".

Sabda Nabi itu lah yang memompa semangat fi sabilillah Hasan Bin Tsabit kecuali pada perang Uhud, Hasan disebutkan hampir tidak pernah absen dalam setiap pertempuran. Dia selalu berada disisi Nabi Muhammad Shallallahu'alaihi wa salam di setiap medan perang dan dia selalu tampil dihadapan kaum Musyrikin untuk  mengumandangkan sajak-sajaknya yang menciutkan nyali para musuh-musuh islam.


Hasan Bin Tsabit memiliki istri yang bernama Sirin, perempuan itu cukup istimewa karena merupakan saudara Maria Al-Qibthiyyah istri Rasulullah Shallallahu'alaihi wa salam yang keturunan Mesir.
Usia Hasan Bin Tsabit mencapai 100 Tahun dan dia wafat pada 53 Tahun sesudah Hijrah dan Hasan masuk islam di usia lanjut yakni di usia 60 tahun.

Sebelum.meninggal Hasan diuji oleh Allah Subhanahu wa ta'ala dengan kebutaan, namun dia menjalaninya dengan penuh kesabaran, dan sebelum masuk islam Hasan dulunya merupakan penyair yang lantang menjelek-jelekkan agama islam dan sesudah menerima Hidayah dari Allah subhanahuwata'ala, maka Hasan Bin Tsabit mengarahkan syair-syairnya untuk membela agama Allah yakni agam Islam.



Wallahualam Bissawab.

"Hanya Allah yang lebih mengetahui kebenaran yang sebenarnya".
Sebab, hanya Allah SWT lah yang Maha Mengetahui segala sesuatu yang ada di langit dan bumi.

Comments

Popular posts from this blog

Kisah Awal Mula Para Penyembah Patung Berhala

Mahluk Pertama Penghuni Bumi

Menu Makanan Dari Neraka Jahanam